Kuliner Malang – Namanya, Klodjen Djaja. Warung kopi berkualitas di Kota Malang yang bisa dinikmati dengan harga murah. Kedai didesain dengan konsep tempo doeloe. Beragam poster vintage berjajar di kedai berukuran 4 meter kali 6 meter. Sebuah sepeda tua dan koper jadul dipajang di dinding kedai. Spanduk film zaman dulu terpampang di depan kedai. Khas gedung bioskop tempo doeloe.
Kedai Kopi Nuansa Jadoel di Malang
Nuansa jadoel pada warung itu datang dari gedung yang merupakan bangunan cagar budaya. Nuansa itu semakin terasa dengan berbagai poster yang ditempel di berbagai dinding di warung tersebut. Poster-poster itu bernuansa kuno. Didik Sapari, sapaan akrab Ahmad Iswahyudi mengaku ingin memperkenalkan kopi berkualitas kepada orang-orang yang berlalu lalang di pasar tersebut. Seperti penjual dan pengunjung pasar, tukang becak dan masyarakat lainnya. Warung kopi tersebut dikemas dengan sederhana di pojok perempatan dekat pasar tradisional.
Kedai kopi nuansa kuno di Malang Nuansa kuno “Kami ingin mengedukasi untuk mengenalkan kopi yang sesungguhnya. Ini lho kopi sing temenan (Ini kopi yang sesungguhnya),” katanya. “Sasarannya tukang becak, tukang sayur dan sebagainya yang datang ke pasar sini,” jelasnya.
Klodjen Djaja menyasar kalangan bawah, harga kopi di warung itu juga disesuaikan. Harga terendah adalah Rp 2.000 untuk secangkir kopi robusta. Jika sore hari, harga itu bertambah menjadi Rp 3.000. Meski harga murah, Didik Sapari menjamin kualitas kopi tersebut. Kopi yang dijualnya itu merupakan kopi robusta dari lereng Gunung Arjuno dan Ngantang, Kabupaten Malang. Didik mendapatkan biji kopi (green bean) itu dari petani yang telah terdidik mengelola tanaman kopi. Biji kopi itu di-roasting di warung tersebut. Pembeli dapat menyaksikan langsung proses roasting, giling dan seduh kopi yang dipesannya. Maka, Didik menjamin kualitas kopi itu meski dijual dengan harga murah.
Sumber : kompas.com