Saya sering ngobrol dengan sesama praktisi marketing, terutama dalam perkembangan hiruk pikuk permarketingan jaman now.
Salah satunya adalah rekan dari Malang, seorang wanita lincah yang berkolaborasi dengan Saya untuk distribusi sebuah brand herbal yang cukup terkenal dengan sebaran distribusi yang luas.
Menggarap beberapa segmen konsumen, kawan Saya ini lumayan heran, ketika memantau grafik penjualan di jaringan Saya, yang cukup pesat melesat, padahal Saya kebagian segmen market Ibu – Ibu muda, yang relatif tidak terlampau canggih dalam hal teknologi alias gaptek.
Saya senyum aja, karena dalam proses berpikir, selalu Saya bawa ke prinsip dasarnya. Saya bongkar dulu penghambat laju bernama : malu.
Lebih tepatnya lagi, perasaan malu berjualan.
Iiiih…… Jualan, bukan profesi yang membanggakan….
Iiih….. Jualan, kayak butuh uang aja…
Heh!
Profesi yang membanggakan apa enggak, ukurannya apa hayo? Lalu, jualan, kayak perlu uang, kayak butuh duit…..
Emang, ada yang gak butuh ekstra duit? Ada yang gak perlu penghasilan tambahan?
Kalau mau jualan, ya jual aja… Kalau mau melakukan penawaran, ya tawarkan aja…..
Selama produknya baik, bagus, halal, thoyyib, nggak melanggar agama, norma, etika, dan hukum, ya nggak ada salahnya….. Namanya penawaran, bisa diterima…., bisa juga ditolak…., lumrah, peluangnya fifty – fifty….
Tapi, kalau gak pernah nawarin, gak mau nawarin, ya peluangnya 100%, alias pasti ditolak, pasti gak laku…
Ya kali, penawaran pakai telepati….., emang bisa?
Jadi, aneh saja, kalau ada yang malu berjualan, malu menawarkan……… Karena, malu itu….
Kalau mencuri, merampok, menjambret, menipu, licik, dan makan dari hasil uang haram……
Malu itu, kalau males – malesan tapi berharap hasil berkelimpahan…..
Malu itu cita citanya gede, tapi gerak tindak nya memble……
Jadi, jualan apa Kita hari ini?
Yok laku yok!
Yok laris yok!
Bangga berjualan!
Salam Pertumbuhan!
Faizal Alfa
PT Fortuna iMARKS Trans
Perusahaan Pemasaran Yang Membanggakan Kota Malang