Pertumbuhan Data Konsumen

Konsultan Pemasaran Kuliner - Pertumbuhan Data Konsumen
Konsultan Pemasaran Kuliner - Pertumbuhan Data Konsumen

Kuliner Malang – Sebagai konsultan pemasaran kuliner, saya sering kali ditanya oleh klien, calon klien atau bahkan klien bukan calon klien juga bukan (mboh karepe opo). Tentang bagaimana cara menaikkan omset penjualan bisnis kuliner mereka. Nah demi menjawab pertanyaan tersebut saya akan mendongeng tentang Pertumbuhan Data Konsumen.

Konsultan Pemasaran Kuliner

[P. E. R. T. U. M. B. U. H. A. N. D. A. T. A. K. O. N. S. U. M. E. N]

O : Orang
FA : Faizal Alfa

O : Sam, pernah menyimak Sam Faizal Alfa bilang bahwa data konsumen itu penting, buat apa?

FA : Ya, penting nggak penting sih, mau jawaban panjang atau pendek?

O : Kalau jawaban panjang?

FA : Jadi, data konsumen yang baik dan benar, memberi kesempatan Kita sebagai pelaku usaha terkoneksi dan terkomunikasi dengan konsumen Kita. Kalau merasa konsumen mengganggu urusan Kita, agak aneh sih, karena jika ditelaah, justru konsumen adalah urusan Kita.

O : Okey, paham. Kalau jawaban pendek?

FA : Jadi begini, data konsumen adalah sebuah indikator tentang seberapa peduli Kita kepada konsumen. Nalarnya begini, gimana bisa bilang bahwa Kita peduli pada konsumen jika tidak tahu mereka ada berapa, dan mereka siapa saja.

Punya data konsumen, adalah aset intangible yang patut diperjuangkan. Betapa sedih Saya saat jalan dari Madiun ke Medan, dari Malang ke Makassar, dari Donggala ke Denpasar, dari Belitung ke Bogor, menemui usaha-usaha berusia belasan hingga puluhan tahun, tanpa memiliki data konsumen.

Paksa diri untuk berpikir dalam 3 kerangka sederhana :

  1. Bagaimana cara mendapatkan data konsumen

  2. Bagaimana cara memilah dan mengkategorikan konsumen

  3. Bagaimana cara menindaklanjuti data konsumen yang sudah dimiliki

Emang ada manfaatnya? Kenapa perlu dilakukan? Kenapa enggak?

Data konsumen yang baik dan benar, paling tidak memberikan gambaran mengenai :

Siapa mereka, profilnya, perilaku pembelian, dan besaran pembelanjaan, sehingga memberi Kita kemampuan untuk menuangkan dalam format yang disebut : Kalender Belanja.

Pssst, alat sederhana ini, mampu memberi Kita kemampuan mendapatkan omzet di bulan ini, minimal sama dengan bulan lalu, dengan nyaris tanpa upaya. Kebayang nggak caranya? Sesimpel mengulang pola dan ritme dalam kalender!

Sungguh, jika filosofi dari hal ini dipahami, maka, inilah alat hebat yang dinanti dan didamba oleh para owner bisnis.

Data konsumen yang rapi jali tersistemasi, juga menjadi sebuah deposit potensi yang teramat menarik untuk ditindaklanjuti.

Gimana enggak, jika Kita paham profil dari sekelompok konsumen, dan Kita mampu melayani mereka dengan sangat baik, aah, seru juga kiranya jika Kita melakukan intensifikasi, kebutuhan lain apa dari mereka yang dapat Kita penuhi dari sisi yang lain?

Kalau menawarkan produk lain, disebut cross-selling, nah, mengolah kebutuhan lain, apa bisa disebut cross-potential?

Semoga paham ya dengan jawaban pendek di atas.

Intinya, seriuslah melakukan pendataan konsumen. Ikat yang sudah terpikat, gak akan ada kerugian merawat mereka yang terbukti memberikan Kita pemasukan berkelanjutan.

Jangan malah ditinggal, pas lagi sayang-sayangnya. 😘

Kasian, mereka nanti jengah, dan bakalan nulis status “Usahaku Wes Teko Tahapan : Pasrah”

 

Baca Juga :

Pondasi Kuliner Online Rumahan

Belum Daftar Merek Bikin Remek

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *