Pada satu kesempatan, guru Saya pernah membagikan sebuah pemahaman. Bahwa, kesuksesan itu berpola. Kegagalan juga berpola. Artinya kalau mau sukses, ada polanya. Pun, jika mau gagal, juga ada polanya.
Berbisnis, menjalankan usaha, ada polanya.
Perilaku konsumen, juga ada polanya.
Apalagi di bidang bisnis makanan. Sangat dapat dan penting untuk dipolakan. Jualan makanan itu, umumnya, perilaku kangennya konsumen, sekitar sepekan atau seminggu.
Wah, seru nih. Jadi jika di awal bulan, ada konsumen yang beli 1 paket, maka, potensinya adalah akan beli minimal 3x lagi : pekan 2, 3, dan 4.
Syaratnya :
Dikutip dari unggahan akun IG @alfafaizal
- Setelah beli, tanya pengalaman menikmati produk. Pastikan 100% happy dan puas.
- Catat siapa, beli apa, kapan, dan habis belanja berapa.
- Jangan ganggu dia dengan broadcast penawaran secara terus terusan. Posisi konsumen yang sudah beli, beri jeda dan jadwalkan, kapan idealnya dia perlu beli lagi. Berapa jedanya, dapat berbeda sesuai jenis produk ya.
- Ingatkan dengan penawaran pembelian sesuai ritmenya. Dengan bahasa yang personal, sesuai dengan rekam jejak atau historis transaksi dia sebelumnya
- Dapatkan pembelian berulang, dengan proyeksi yang akurat, dan potensi penjualan yang tepat.
Itulah dasar pemikiran dari : Kalender Belanja. Sebuah upaya sederhana, masuk akal, nggak usah meramal pakai mantra dirapal, tapi pakai data dan pola.
Jika Kamu tidak mau merasakan letihnya mencatat data perilaku belanja dengan seksama, maka jangan keluhkan perihnya remang remang proyeksi ke depan, terkait penjualan.
Yok giat yok!
Yok catat yok!
Salam Pertumbuhan!
Tulisan Dari : Faizal Alfa
PT Fortuna iMARKS Trans
Perusahaan Pemasaran Yang Membanggakan Kota Malang