Beberapa waktu lalu, Saya perjalanan ke Bontang. Sebuah kota di Kalimantan Timur.
Sebelum pandemi, Saya kerap perjalanan ke Kalimantan, dan perjalanan kemarin adalah perjalanan perdana, setelah jeda cukup lama, sejak pandemi menerpa.
Saya memberikan pelatihan Digital Marketing untuk peserta pelaku usaha, yang merupakan binaan PKT Bontang. Mayoritas adalah Ibu Ibu. Pelatihan difasilitasi oleh SUVI Training, lembaga terkemuka di Bontang.
Kebayang kan tantangannya? Makanya, materinya Saya sesuaikan, agar tepat guna dan dapat dilaksana.
Salah satu sesi yang seru, adalah pembahasan mengenai WhatsApp Marketing. Kenapa poin materi ini dipilih? Tentu, karena dekat dengan para peserta, sudah ngerti, dan tinggal didalami.
Tantangannya, bagaimana cara :
- Mendapatkan nomer WhatsApp baru untuk memperluas jaringan prospek.
- Membuka komunikasi awal, dengan nomor WhatsApp baru yang baru dikenal, menghindari risiko di block maupun di report.
- Melakukan penawaran, tapi tetap elegan dan enggak sembarangan.
Bagian 1 dan 2, tidak ada masalah, karena nomor dapat diperoleh dari jelajah Google. Nomer 2, tentu komunikasi dibuka dengan salam. Karena assalamualaikum sebagai pembuka, akan berjawab waalaikumsalam dari nomer penerima.
Nomer 3 ini yang perlu teknik yang berbeda. Bagaimana memberikan penawaran yang elegan?
Eh, ternyata ada caranya…..
Yakni, dengan : bertanya!
Jadi, tekniknya, menyampaikan penawaran, dengan cara pertanyaan.
Seperti apa itu?
Dikutip dari unggahan akun Instagram @alfafaizal (www.instagram.com/alfafaizal)
Dapat Kita contohkan. Misalnya, ini isi WA nya :
Salam Mbak.
Mau minta pendapat nih, Saya kan baru bergabung jadi reseller produk Baso Aci dan Cuanki, yang namanya : My Cuan.
Nah, variannya ada 4, yakni kuah original ada : cuanki harga 11rb dan baso aci harga 14.500, lalu kuah keju ada : cuanki harga 16.500 dan baso aci harga 19.500
Dari pengalaman Panjenengan, Minta pendapat,
Cocoknya ditawarkan ke siapa aja nih? Dan, secara harga, sudah sesuai, atau terlalu rendah?
Terimakasih Sebelumnya
Penawaran ala Pertanyaan ini, ternyata relatif lebih mudah dicerna dan diterima oleh prospek yang dituju, masuknya lebih alus.
Karena, konteksnya adalah pertanyaan , tapi, dalam isi pesan, semua item penawaran, lengkap dan detail termuat.
Ini merupakan cara cerdas dan berbeda….
Karena, ada dua hal yang akan mudah diterima oleh orang baru : pertanyaan yang antusias, dan doa doa kebaikan.
Jadi, setelah pertanyaan disampaikan, dan mendapat jawaban yang responsif, bahkan, langsung menjadi transaksi dan terjadi pembelian, maka lanjutkan doakan yang bersangkutan, banjiri dengan kalimat – kalimat thoyyibah.
Se apes apesnya, meski nggak beli saat itu, hubungan baiknya akan terbentuk secara alami. Kapan dia nantinya beli, tinggal tunggu waktu.
Yang jelas, ikhtiar sang penjual sudah dilakukan, yakni melakukan : penawaran….
Kali ini, dikemas dalam : pertanyaan.
Selamat mencoba.
Kabarkan saat mendapat hasil dan pembuktian.
Salam Pertumbuhan!
Tulisan Dari Faizal Alfa
PT Fortuna iMARKS Trans
Perusahaan Pemasaran Yang Membanggakan Kota Malang
www.imarks.co.id