Ada apa dengan personal branding?
Zaman pandemi ini, Saya mendapatkan pekerjaan dari beberapa orang dalam lingkup : Personal Branding
Lingkup kliennya, beragam, dari kepala daerah, pengusaha kuliner, dokter, make up artist, bahkan polisi.
Fenomena apa ini?
Dulu, gak perlu tenar, yang penting penghasilan masuk dengan lancar, apalagi kena urusan pajak, makin terkenal, makin mudah dilacak. Kini, eh, tenar jadi salah satu faktor keunggulan dalam kompetisi, karena ternyata, dihitung hitung, pakai kalkulator tutul alias kalkulator lombok, maupun pakai kalkulator handphone, sama hasilnya! Bahwa memperkuat personal branding adalah cara murah untuk mendapatkan 3 hal sekaligus :
- Attention
- Interaction
- Conversion
Dengan memanfaatkan aset digital akun sendiri, yang dapetnya juga gratis.
Asal tekun mengolah 2 rumus :
Isi Pesannya Apa?
Kemasan Pesannya Bagaimana?
Kenapa pada percaya Saya tangani personal brandingnya?
Meski yang Saya tanya klien dari latar belakang beragam, namun ternyata, jawabannya seragam : Sam Faizal ini mampu menemukan dan menampilkan best of me, tanpa Saya perlu menjadi orang lain. Gak susah memang, asli, karena ya memang itu yang Saya pelajari saat kuliah di Ilmu Komunikasi.
Seperti mekanik mobil yang dengan mudahnya menemukan kerusakan mobil dan membenahinya.
Seperti Chef yang mampu bikin masakan enak, dari bahan dan bumbu yang sudah geletakan di dapur selama ini. Kayak Chef Farikh Polo Makhfudh andalannya Sultan Laren Afiyan Pion
Seperti Cristiano Ronaldo pas diberi bola sepak, langsung asyik dan disawang kepenak.
Dan matching dengan diskusi santai dengan salah satu Pakar Fengshui Indonesia yang ternyata orang Malang dan punya software, catet, software untuk baca fengshui, yang mbisikin Saya : Sam Faizal, banyak olah kerjaan yang sifatnya ide, Sampeyan ini energinya melimpah dari energi ide, hasil dan dampaknya gede kalau diolah di bidang itu.
Diskusinya relatif cepat memang ketika mengambil pekerjaan di bidang personal branding ini, karena langsung negosiasi yang bersangkutan, dan personal branding ini siap banget mengalokasikan personal spending.
Apalagi ada jaringan bagus, yang punya metode valid dan teruji untuk bikin akun IG jadi centang biru, dengan anggaran seperempat dari anggaran umum di luar sono.
Emang, kalau IG nya centang biru kenapa?
Ya nggak apa apa….
Palingan sekarang ketemu dia mau nyapa….Kalau udah centang biru, ketemu palingan jalannya beda, agak ndongak dikit gitu dagunya….., sama kayak ada suara dalam hati macam di sinetron : Ape lu? Pengen di folbek? 🤭🤭🤭🤭🤭
#PersonalBranding