Konsultan Pemasaran Kuliner – Pertumbuhan Aset Digital

Pertumbuhan Aset Digital
Pertumbuhan Aset Digital

Jika Anda belum mengetahui apa sih aset digital itu dan Anda tidak tahu apakah selama ini Anda memilikinya atau tidak, maka Anda berada di tempat yang tepat untuk memenuhi rasa ingin tahu Anda.

Apa Itu Aset Digital

Menurut Techopedia.com, aset digital merupakan data-data yang terus hadir seiring dengan kemajuan teknologi, terlepas dari perangkat tempat aset digital itu sendiri disimpan atau dibuat.

Pemahaman mengenai aset digital ini penting untuk Anda miliki, karena manajemen aset digital belakangan ini sedang marak sekali dikembangkan.

Siaran konvensional atau aset cetak secara perlahan-lahan berubah menjadi sebuah bentuk digital yang canggih.

Pertumbuhan Aset Digital

Untuk UMKM Kuliner dan sebagai Konsultan Pemasaran Kuliner, kami mencoba untuk menyederhanakan pemahaman pertumbuhan aset digital dalam bentuk saling tanya jawab antara Orang dan Faizal Alfa. Selamat Menikmati

O : Orang
FA : Faizal Alfa

O :
Sam, jaman begini, pada keranjingan hadir di digital, penting nggak sih? Apa Saya perlu juga hadir di online? Apakah eksis disana bisa bikin laris?

FA :
Mau jawaban pendek apa panjang?

O :
Jawaban panjang deh!

FA :
Aset digital itu penting, apakah semuanya? Itu yang perlu jadi pertimbangan. Ukur dulu! Apa saja yang diukur? Targetnya apa dulu? Kemudian ukur sumberdaya yang dimiliki. Apa saja sumberdaya yang perlu disiapkan? Pertimbangkan dari sisi : Waktu, Pikiran, Tenaga, Biaya. Kalau kuat semua? Hajar semua!

O :
Oke, paham Sam. Kalau jawaban pendek?

FA :
Jadi begini. Pahami dulu kenapa perlu ngotot dan ngeyel dalam upaya memiliki dan mendapat dampak dari aset digital yang dimiliki.

Website, blog, facebook, instagram, youtube, tiktok, itu adalah aset digital yang umum dipakai oleh para pelaku usaha. Agak canggih, punya mobile apps, atau se simpel WA yang dimanfaatkan untuk membangun jaringan kontak baik bagi prospek maupun konsumen. Punya toko online? Marketplace semacam shopee, tokopedia, bukalapak, lazada, blibli, dan kawan-kawannya.

Punya aset digital, itu perlu dipahami, ada 3 tahapan dalam prosesnya.

1. Membuat aset digital, ini relatif mudah, bikin akun aja. Kalau website tentu ada beberapa biaya, kalau akun akun media sosial, umumnya gratis, cepet pula, paling 10 – 15 menit dah jadi. Lalu langsung laris gak karu-karuan? Andai digital marketing semudah itu, maka Saya gak perlu keriting jari nulis yang begini-begini.

2. Mengelola aset digital, ini mulai menantang. Perlu kejelian menyasar siapa, perlu kreasi, perlu kedisiplinan, perlu persistensi, terus melakukan dan melanjutkan. Kalau gak telaten, ya pakai saja agensi. Agensi begitu, kemana? Hla, malah nanya, ke Saya aja, Saya punya agensi, IG, TikTok, YouTube, Marketplace, ada semua. Gak ada pun gampang, Saya tinggal di Kota Malang, banyak anak anak pinter dan canggih, Saya ajak ngobrol bentar, sepakat bikin usaha barengan, jadi sudah usahanya, dia dan tim yang kerjakan, Saya yang salaman sama kliennya.

3. Optimasi aset digital, ini lebih tinggi lagi tingkatannya. Gak cuma postang posting, tapi bagaimana yang liat banyak, yang nanya banyak, yang beli banyak. Pakai strategi, pakai iklan, pakai testing, analisis, review, kalau cuman coba coba, gak bakalan nyampe kesini, lha buru-buru cara ngiklan, kadang nyaldo iklan aja bingung caranya bagaimana, dah ada saldo, sayang mau membelanjakan, gara-gara ntar kalau ngiklan, saldonya habis. Kalau mau saldo iklannya awet, coba dikasih borak, atau formalin, bisa awet kayaknya saldo iklannya.

Nah, yang penting juga dalam bekal pemahaman mengenai aset digital adalah, bagaimana cara mengukurnya? Bahasa kerennya kids jaman now adalah : metriks pengukuran apa yang digunakan?

Gak usah ruwet-ruwet, ini tips ringkas dari Saya terkait aset digital dan perkembangannya. Rahasia ya ini, jangan bilang siapa-siapa.

Pantau 3 indikator ini :

1. Awareness
Intinya : berapa banyak orang yang liat! Kalau video berapa yang views, kalau website berapa yang visit, kalau postingan, reach atau jangkauan pemirsanya berapa? Ini adalah ukuran nyata tentang berapa banyak orang yang nggak tau jadi tau terhadap apa yang Kita posting di media sosial.

2. Interaction
Intinya : berapa banyak orang yang reaksi! Berapa banyak yang like, comment, share, save, DM, message, inbox, favorites, pada konten yang Kita posting. Ini levelnya diatas ngeliat ya, karena ngeliat bisa saja cuma melintas dan selintas, kalau reaksi, berarti ada respon. Good job untuk tim kreatifnya kalau banyak yang reaksi.

3. Sales
Intinya : berapa banyak orang yang beli! Dampak ketiga ini adalah dampak penjualan. Maksudnya begini loh, dalam membangun aset digital, jangan langsung lompat kesini. Cek dulu kalau salesnya kurang, periksa interaction, periksa juga awareness nya.

Kalau dari atas sudah kurang, pantas kalau di bawah juga kering.

Budayakan juga review!

Buat dan ranking secara berkala

Konten mana yang bagus secara awareness, interaction, dan sales.

Percayalah, digital marketing adalah bicara pola, kalau para mastah pada nyebut istilah algoritma, itu adalah : pola.

Perbanyak pemahaman atas pola, jangan malah kakean polah.

Salam Pertumbuhan!

Faizal Alfa
PT Fortuna iMARKS Trans
Jasa Digital Marketing
Kota Malang
www.imarks.co.id

Baca Juga :

5 Langkah Pemasaran Online untuk Bisnis Kuliner

Konsultan Pemasaran Kuliner – Pertumbuhan Data Konsumen

Belum Daftar Merek Bikin Remek

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *